Posts: 67 Joined: 18.05.09 Location: Somewhere In Time Age: 35
Hal-hal yang ingin kita bicarakan, atau yang harus kita ucapkan, justru malah tidak pernah kita ungkap. Parahnya lagi, kita terbiasa memakai simbol-simbol atau kata-kata lain untuk menunjukkan arti sebenarnya. Walhasil, seringnya maksud kita itu menjadi tidak terkomunikasikan dan membuat orang lain merasa jenuh, tidak disayang, dan tidak dihargai.
Memang benar, ada saat-saat kita merasa tidak nyaman mengekspresikan cinta yang kita rasakan. Karena takut mempermalukan orang lain, atau diri kita sendiri, kita ragu untuk bilang, "I love you". Jadinya, kita menyampaikan perasaan itu lewat kata-kata yang lain; "jaga diri baik-baik", "belajar yang rajin", "hati-hati di jalan", "jangan ngebut", "jangan lupa makan". Tapi, sebenarnya, itu cuma opsi-opsi lain dari perkataan yang sesungguhnya; "aku sayang kamu", "aku peduli sama kamu", "kamu sangat berarti buatku", "aku tidak mau kamu terluka".
Jadi, tidak ada salahnya kita coba MENDENGARKAN CINTA lewat kalimat-kalimat yang dikatakan orang lain.
Ungkapan eksplisit itu penting,tapi bagaimana kita mengungkapkannya bisa menjadi jauh lebih penting.
Setiap pelukan bermakna cinta, meski kata-kata yang keluar sangat berbeda. Setiap perhatian yang diberikan orang lain, semuanya pasti menyimpan cinta, walau bentuknya kaku, atau mungkin kasar. Yang pasti, kita harus mencari dan mendengar cinta yang ada di baliknya.
Seorang ibu bisa mengomel pada anaknya karena nilai raport yang buruk atau kamar yang berantakan. Si anak mungkin hanya mendengar omelan ibunya. Tapi kalau dia benar-benar MENDENGAR, dia bakal mendapatkan cinta di sana. Kepedulian dan cinta ibunya muncul dalam bentuk omelan. Bagaimana pun juga, itu adalah cinta.
Seorang gadis pulang larut malam, dan akhirnya mendapat “kuliah gratis” dari ayahnya. Gadis itu Cuma menangkap kemarahan sang ayah. Tapi kalau dia mencoba untuk MENDENGARKAN CINTA, dia pasti menemukannya. "Kamu gimana sih, Papa jadi khawatir sama kamu," kata ayahnya. Asal tahu saja, itu sama saja dengan "Papa sayang dan peduli sama kamu. Kamu sangat berarti buat Papa", yang sayangnya, nggak tersampaikan dengan lisan.
Kita mengungkapkan cinta dalam banyak cara--hadiah ulang tahun, pesan-pesan kecil, dengan senyuman, dengan air mata. Cinta tidak hanya ada dalam kata-kata, tapi juga dalam diam. Dan seringkali kita menunjukkan cinta dengan memaafkan orang yang tidak mau mendengar cinta yang kita sampaikan.
Masalah dalam "mendengarkan cinta" adalah kesulitan dan keterbatasan kita untuk mengerti bahasa cinta yang dipakai orang lain. Yang kerap terjadi adalah kita jarang mendengarkan orang lain. Kita mendengar kata-kata, tapi kita tidak mempertimbangkan ekspresi atau tindakan-tindakan yang mengiringi kata-kata itu. Sering juga kita cuma bisa mendengar hal-hal negatif, penolakan, kesalahpahaman, dan mengabaikan cinta yang menjadi dasarnya.
Dengarkanlah cinta-cinta yang ada di sekitar kita. Kalau kita benar-benar berusaha mendengarkan, kita pasti menemukan bahwa kita sebenarnya memang dicintai. Mendengarkan cinta bisa membuat kita sadar, bahwa dunia ini adalah tempat yang begitu indah.
Cinta adalah anugerah.
Membuat kita tertawa.
Membuat kita bernyanyi.
Membuat kita sedih.
Membuat kita menangis.
Membuat kita bertanya "kenapa?"
Membuat kita menerima.
Membuat kita memberi.
Dan yang paling penting, membuat kita hidup.
Bukanlah kehadiran atau ketidakhadiran yang penting; Kita tidak perlu merasa kesepian, meski kita sedang sendiri. Sendiri itu juga perlu, tapi hal itu jangan sampai membuat kita jadi kesepian. Yang jadi masalah bukan berada bersama seseorang, tetapi berada untuk seseorang.
Jangan pernah ragu untuk menyatakan cinta. Jujurlah dengan apa yang kita rasa dan katakan. Tidak ada ruginya mengekspresikan diri. Ambil kesempatan untuk mengungkapkan pada seseorang betapa pentingnya dia buat kita. Lakukan, buat perubahan, dan hindari penyesalan.
Satu lagi, tetaplah dekat dengan kawan dan keluarga, karena mereka sudah berjasa dalam membangun diri kita yang sekarang. Cinta memang ada untuk ditebarkan. Dan saat cinta yang kita berikan diterima atau dibalas, itulah saat hidup menjadi penuh makna.